Ketika tanganku mulai kaku
Tak dapat lagi menulis indah tentangmu
Masih kah aku ada di ingatanmu
Memberi pujian kepadaku
Ketika tak dapat lagi terbuka mataku
Sehigga tak dapat lagi melihat indahmu
Masihkah aku boleh mengenangmu
Melihat indahnya masa lalu itu
Ketika tak lagi berdenyut jantungku
Menghentikan setiap darah yang mengalir di nadi - nadiku
Masih kah kasih sayang ku dirasakan oleh mu
Mengalir dalam setiap nadi - nadi kehidupanmu
Ketika tanah telah menjadi rumahku
Dan kafan menjadi bajuku
Masih kah engkau akan merindukkan ku
Mengenang setiap detik indahnya waktu dulu
Aku tahu
Semua takkan seperti itu
Tapi andai engkau tahu
Andai engkau merasakan perasaanku
Bertahan ku karenamu
Melangkah di jalan berbatu
Dengan kesakitan yang mengikuti ku
Aku mampu karenamu.
Tak dapat lagi menulis indah tentangmu
Masih kah aku ada di ingatanmu
Memberi pujian kepadaku
Ketika tak dapat lagi terbuka mataku
Sehigga tak dapat lagi melihat indahmu
Masihkah aku boleh mengenangmu
Melihat indahnya masa lalu itu
Ketika tak lagi berdenyut jantungku
Menghentikan setiap darah yang mengalir di nadi - nadiku
Masih kah kasih sayang ku dirasakan oleh mu
Mengalir dalam setiap nadi - nadi kehidupanmu
Ketika tanah telah menjadi rumahku
Dan kafan menjadi bajuku
Masih kah engkau akan merindukkan ku
Mengenang setiap detik indahnya waktu dulu
Aku tahu
Semua takkan seperti itu
Tapi andai engkau tahu
Andai engkau merasakan perasaanku
Bertahan ku karenamu
Melangkah di jalan berbatu
Dengan kesakitan yang mengikuti ku
Aku mampu karenamu.
Tuhan
Aku lelah menjadi lilin
Menerangi
Tanpa perduli apa yang terjadi
Aku lelah menjadi lilin
Menerangi
Tanpa perduli apa yang terjadi
Aku ingin seperti
mereka
Merasakan terang nya cahaya
Tak hanya memberi
Tapi juga berbagi
Aku kesepian tuhan
Saat cahaya yang lebih terang menyinari mereka
Mereka melupakanku tuhan
Sehingga tak ada teman pengusir lara
Aku lelah
Memikul beban yang terasa perih
Aku lelah tuhan
Tapi tak ada yang memperdulikan
Aku ingin berbagi
Disaat rasa sakit itu membebani
Ada teman yang menemani
Mendengar, walau tak memberi
Merasakan terang nya cahaya
Tak hanya memberi
Tapi juga berbagi
Aku kesepian tuhan
Saat cahaya yang lebih terang menyinari mereka
Mereka melupakanku tuhan
Sehingga tak ada teman pengusir lara
Aku lelah
Memikul beban yang terasa perih
Aku lelah tuhan
Tapi tak ada yang memperdulikan
Aku ingin berbagi
Disaat rasa sakit itu membebani
Ada teman yang menemani
Mendengar, walau tak memberi
Perlahan
Ku mulai bisa melangkah kedepan
Melupakan puing - puing masa lampau
Meraih masa depan tanpa masa laluku
Mentari yang bersinar di kehidupanku
Memberi semangat baru di hari - hari ku
Sendiri menjalani waktu
Tetap tak membuat sepi di hidupku
Mungkin masih ada yang tersisa
Rasa tak percaya
Masih membayangi setiap langkah masa
Membuat ku tak mudah lupa
Ku mulai bisa melangkah kedepan
Melupakan puing - puing masa lampau
Meraih masa depan tanpa masa laluku
Mentari yang bersinar di kehidupanku
Memberi semangat baru di hari - hari ku
Sendiri menjalani waktu
Tetap tak membuat sepi di hidupku
Mungkin masih ada yang tersisa
Rasa tak percaya
Masih membayangi setiap langkah masa
Membuat ku tak mudah lupa
Sudah tak dapat ku
Menggenggam erat tanganmu
Sudah tak bisa ku
Melihat senyum manismu
Bukan akhir seperti ini
Bukan perpisahan seperti ini
Bukan masa depan seperti ini
Tak ingin seperti ini
Engkau pergi dengan sejuta kenangan
Meninggalkan benih cinta yang telah engkau tanamkan
Tak ada yang bisa kulakukan
Hanya bisa melihat bayangmu pergi meninggalkan
Menggenggam erat tanganmu
Sudah tak bisa ku
Melihat senyum manismu
Bukan akhir seperti ini
Bukan perpisahan seperti ini
Bukan masa depan seperti ini
Tak ingin seperti ini
Engkau pergi dengan sejuta kenangan
Meninggalkan benih cinta yang telah engkau tanamkan
Tak ada yang bisa kulakukan
Hanya bisa melihat bayangmu pergi meninggalkan
Aku selalu mengharapkan
Tanpa paham ternyata aku tak diharapkan
Aku selalu bermimipi, dan
Aku tak sadar bahwa mimpi ku telah terlewatkan
Harapan telah membutakan
Menghadirkan kekecewaan
Hingga ku tak tersadarkan
Hidupku telah hancur berantakan
Mimpiku terlalu indah untuk di lupakan
Hingga kenyataan lupa kuperdulikan
Tanpa paham ternyata aku tak diharapkan
Aku selalu bermimipi, dan
Aku tak sadar bahwa mimpi ku telah terlewatkan
Harapan telah membutakan
Menghadirkan kekecewaan
Hingga ku tak tersadarkan
Hidupku telah hancur berantakan
Mimpiku terlalu indah untuk di lupakan
Hingga kenyataan lupa kuperdulikan
Apakah masih ada kata dalam setiap diam
Apakah masih ada pilihan di saat tak ada tenaga
Apakah tak ada bekas dari kisah yang telah karam
Apakah tak ada cinta dari hati yang telah terluka
Tuhan ku yang maha penyayang
Aku ingin merasa kasih sayang
Dalam setiap detil cahaya terang
Ku tak ingin seperti lilin yang terus terbakar dan hilang
Aku ingin merasa kasih sayang
Dalam setiap detil cahaya terang
Ku tak ingin seperti lilin yang terus terbakar dan hilang
Diary ku,
Kini semakin sepi hari ku
Riuh nya kehidupan tak sampai pada telinga ku
Tidak juga mata ku
Kini semakin sepi hari ku
Riuh nya kehidupan tak sampai pada telinga ku
Tidak juga mata ku
Turunlah membasahi sepi ku
Kikislah kenangan masa lalu ku
Bawalah jauh dari kehidupan ku
Hujan ku
Teruslah berjatuh di hari - hari ku
Agar dingin ku dan dingin mu menyatu
Membekukan memori kisah masa lalu
Cinta tumbuh di atas kertas,
Menari merangkai kalimat pengetuk hati
Perlahan tapi pasti
Ukiran - ukiran kata dari dalam hati
Terlukis dalam kertas putih ini
Seberkas cahaya,
tak lebih besar dari pijaran lampu jalanan,
hanya sepercik cahaya,
seperti tetesan embun di pagi tanpa sang surya,
Seberkas dan sepercik cahaya,
hanya itu lah aku, hanya itu lah aku di hidupnya
Hanya lilin, bukan mentari,
yang takkan tampak ada jika gemerlap dunia hadir kembali di hidupnya
tak lebih besar dari pijaran lampu jalanan,
hanya sepercik cahaya,
seperti tetesan embun di pagi tanpa sang surya,
Seberkas dan sepercik cahaya,
hanya itu lah aku, hanya itu lah aku di hidupnya
Hanya lilin, bukan mentari,
yang takkan tampak ada jika gemerlap dunia hadir kembali di hidupnya
Aku ingin menjadi apa yang engkau cari,
Di malam hening dengan bintang,
Kau tunjuk aku dengan penuh mimpi
Kau tunjuk aku dengan kasih sayang
Aku ingin menjadi apa yang engkau miliki,
Di tengah dingin nya hujan
Laksana mentari menyinari
Memberi kehangatan jauh dari kesejukkan
Aku ingin menjadi apa yang engkau pertahankan
Di kala badai menghantam
Di malam hening dengan bintang,
Kau tunjuk aku dengan penuh mimpi
Kau tunjuk aku dengan kasih sayang
Aku ingin menjadi apa yang engkau miliki,
Di tengah dingin nya hujan
Laksana mentari menyinari
Memberi kehangatan jauh dari kesejukkan
Aku ingin menjadi apa yang engkau pertahankan
Di kala badai menghantam
Dulu, kita terlalu muda untuk mengerti akan sebuah hubungan yang serius, menjalani hari demi hari, merangkai mimpi yang kita yakini akan berbuah kasih yang abadi,
Waktu itu, indah nya dirimu memancarkan keanggunan, dengan sifat pemalu mu, ku tanya kan akan sebuah ajakan membangun mahligai kebahagian bersama, kuberi pilihan lagu, isyrat jawabanmu, karena ku tahu, engkau takkan mampu menjawab pertanyaanku. Diluar dugaan ku, engkau yang semula ingin ku jodohkan
Ketika kamu merasa sepi
Ingatlah, ada satu orang disana yang mengagumimu
Mengagumi senyummu, tawa mu,
Dan wajah manismu,
Ketika kamu merasa sendiri,
Lihatlah kedasar hatimu
dan pahimalah,
ada seseorang yang selalu mengingatmu disetiap hembusan nafasnya
Ingatlah, ada satu orang disana yang mengagumimu
Mengagumi senyummu, tawa mu,
Dan wajah manismu,
Ketika kamu merasa sendiri,
Lihatlah kedasar hatimu
dan pahimalah,
ada seseorang yang selalu mengingatmu disetiap hembusan nafasnya
Bukannya aku tak mau
Merangkai kata indah untuk dirimu
Bukannya aku tak mau
Bersyair memuji dirimu
Tapi, apa lah daya ku
Aku bukan seorang pujangga ternama
Dengan mudah menggerakan pena untuk mu
Sehingga terangkai kata nan menggema
Merangkai kata indah untuk dirimu
Bukannya aku tak mau
Bersyair memuji dirimu
Tapi, apa lah daya ku
Aku bukan seorang pujangga ternama
Dengan mudah menggerakan pena untuk mu
Sehingga terangkai kata nan menggema