Hanya pada secarik kertas putih
Dia lukiskan rasa akan kehidupan yang semakin membuatnya letih
Dia buat tinta dari rasa kecewa dan harapan yang kian musnah
Hancur dan lebur karena ikatan yang telah lelah
Kaki seakan terpaku pada kerasnya bumi kehidupan
Tak dapat melangkah, apa lagi berlari menjaga ikatan agar tak putus
Hanya untaian doa berlinang air mata yang membuatnya tetap bertahan
Bertahan dalam ikatan yang kian menipis
Hidup bertalikan harapan yang telah di hancurkan
Bagaikan hidup di dua dunia yang begitu menyakitkan
Masuk ke rongga - rongga kehidupan
Menusuk setiap saraf kebahagian
Hanya bersemangatkan puing - puing harapan yang telah berderai
Dia gerakkan jemari mengotori putih kertas yang menjadi sahabat sejati
Dia tumpahkan semua rasa akan sakit yang terus menyelimuti
Menyelimuti keras nya kehidupan yang membuatnya semakin terasa di hati
Deraian air mata jatuh membasahi bumi yang begitu tak bersahabat
Menjadikan nya pemain sandiwara yang kelihatan begitu berbakat
Terseyum diatas panggung, menangis di balik layar tersepikan
Membuat nya menjadi pribadi yang bahkan tak ia harapkan
Terlalu banyak janji dan impian
Membelit menjadi tali temali yang tak mudah untuk dilupakan
Harapan - harapan pemberi semangat didalam ketidakberdayaan
Menjadikan kisah itu begitu membekas dalam ingatan
Cinta yang dulu menjadi semangat kehidupan
Kini menjadi alasan akan keterpurukkan
Janji dan impian yang dulu menjadi tameng keputusasaan
Kini menjadi penyebab ketidak berdayaan
Semakin lama bukan semakin terlupakan
Seperti virus yang terus menyebar kedalam jantung kehidupan
Membuat lumpuh akal pikiran
Sehingga cahayapun tak terlihat menerangkan
"Salam Dari Hati yang Telah Terlupkan."