Akankah hujan itu dirindukan
Bertanya hati pada akal yang mengutamakan logika
Mengulas kenangan yang menjadi matriks kumpulan kerancuan
Distorsi waktu tentang sesuatu yang berlalu namun terasa baru
Rintik jatuh perlahan membiaskan kesejukan
Gambaran suka cita membias di setiap tetes hujan
Terpisah raga penyebab hancur perasaan
Kenangan demi kenangan terpantul dari tetesan hujan
Teringat waktu kata mutiara diucapkan
Membimbing diri dari ketidaktahuan
Mendekap jiwa yang butuh kehangatan
Seperti hujan yang begitu mendamaikan
Tetesan hujan mengingatkan
Begitu dinginya ketika ditinggalkan
Rapuh hati ini tak bertuan
Mengenganmu yang kini telah berpulang
Terpisah raga penyebab hancur perasaan
Kenangan demi kenangan terpantul dari tetesan hujan
Dingin raga menjalar dari rintik hujan
Tak kalah dingin hati yang kosong karena kerinduan
Peluk hangat yang telah terurai menjadi kenangan
Menetes menghiasi pipi meratapi kekosongan
Teringat waktu kata mutiara diucapkan
Membimbing diri dari ketidaktahuan
Mendekap jiwa yang butuh kehangatan
Seperti hujan yang begitu mendamaikan
Kala hidupmu lebih dicantai Nya
Rintik hujan bak bandai nestapa
Mengobrak abrik lautan jiwa
Pecah tak sekuat karang disana
Wajah yang ada ketika ku membuka mata
Suara yang mendamaikan terdengar di telinga
Tak kala raga di antar kedalam tanah
Laksana hujan membasahi pipi berlinang basah
Tetesan hujan mengingatkan
Begitu dinginya ketika ditinggalkan
Rapuh hati ini tak bertuan
Mengenganmu yang kini telah berpulang
Tetesan hujan berbisik mengingatkan
Mengingatkan kenangan yang tak kan mungkin terulang
Kekosongan yang tak mungkin terobatkan
Karena di tinggal bunda ku sayang