Peluk Aku
Diary ku,
Kini semakin sepi hari ku
Riuh nya kehidupan tak sampai pada telinga ku
Tidak juga mata ku
Diary ku,
Kini lemah semakin memakan semangat ku
Perlahan patah sudah asa ku
Hanya tersisa debu seperti serbuk kayu
Diary ku
Kini nafaspun serasa tak bersahabat dengan ku
Lalu siapa kah teman sepi ku
Apa kah hanya kamu diary ku
Kata pun hampir tak dapat ku rayu
Agar mengalun merdu
Lalu masih pantaskah aku untukmu diary ku
Yang tak bisa lagi merangkai putih hidupmu
Aku butuh kayu
Untuk menyalakan api semangat ku
Kayu yang takkan menjadi arang di hidup ku
Kayu yang selalu memberi kehangatan seperti dulu
Semoga ada keajaiban kecil menunggu ku....................
Kini semakin sepi hari ku
Riuh nya kehidupan tak sampai pada telinga ku
Tidak juga mata ku
Diary ku,
Kini lemah semakin memakan semangat ku
Perlahan patah sudah asa ku
Hanya tersisa debu seperti serbuk kayu
Diary ku
Kini nafaspun serasa tak bersahabat dengan ku
Lalu siapa kah teman sepi ku
Apa kah hanya kamu diary ku
Kata pun hampir tak dapat ku rayu
Agar mengalun merdu
Lalu masih pantaskah aku untukmu diary ku
Yang tak bisa lagi merangkai putih hidupmu
Aku butuh kayu
Untuk menyalakan api semangat ku
Kayu yang takkan menjadi arang di hidup ku
Kayu yang selalu memberi kehangatan seperti dulu
Semoga ada keajaiban kecil menunggu ku....................
0 Komentar