Cinta, Nafsu, dan Akal

"Cintailah seseorang dengan tulus, jangan dengan nafsu"
"Aku ingin di cintai dengan tulus, bukan dengan nafsu"


          Pasti, kata - kata di atas sudah tidak asing di telinga kita. Tapi, apakah benar cinta yang indah itu cinta yang tanpa nafsu, apakah benar cinta yang tulus itu cinta yang tanpa nafsu, atau sebenar nya cinta dan nafsu itu tidak dapat di pisahkan....

 Mungkin selama ini, kita selalu beranggapan bahwa nafsu itu cendrung mempunyai arti yang negatif, tapi harus kita sadari bahwa nafsu bukanlah selalu hal yang negatif, percaya gx ???
coba deh kita ingat - ingat lagi.....
Biasa nya kita malas makan, lalu dengan enteng  kita bilang, "males ach, lagi gx nafsu"
Kalau lagi banyak makan kita juga berkata, "lagi nafsu makan ni"
Selain itu, jika nafsu itu sesuatu yang negatif, obat - obat yang di jual untuk menambah nafsu makan berarti obat yang negatif juga donkz ya,,,,
Lah itu kan tentang makanan, yang kita bahaskan tentang cinta, beda donkz,,,,
Eitzh, tunggu dulu, yang lagi di bahas ini kan mengubah pandangan temen - temen mengenai arti dari nafsu itu,,

         Nafsu itu ibarat sebuah kuda, dan akal ada lah pengendaranya, sedengankan cinta adalah tujuan dari perjalanan sang kuda (Nafsu) dan pengendaranya (akal), karena kita membahas tentang cinta, makanya tujuaanya cinta. :-)
Tanpa kuda (Nafsu) tentu sang pengendara akan tetap bisa sampai ke tujuannya (Cinta), tapi pasti akan membutuhkan waktu yang lama, waktu yang lama inilah yang membuat tidak ada nya gairah dalam hidup. Beruntung lah nafsu di ciptkan ke dunia ini, karena tanpa nafsu hidup ini akan terasa membosankan dan tidak bergairah.
       Nah, Kuda (Nafsu) itu mempunyai kehendak, kehendak nya tidak terarah, jika kita membiarkan kuda (nafsu) berjalan tanpa sang pengendarnya, maka sudah dapat di pastikan sang kuda tidak akan samapai pada tujuannya, inilah yang di namakan cinta karena nafsu, Cinta yang dimana akal sudah tidak lagi di gunakan, Cinta yang dimana nafsu mengendalikan akal, sehingga nafsu menjadi liar dan tidak ada yang mengontrolnya.

     Lantas, apakah cinta yang tulus itu cinta yang tanpa nafsu ? tentu saja tidak, karena tanpa nafsu semua nya akan terasa hampa, lantas cinta seperti apakah cinta yang tulus itu. Cinta yang tulus adalah cinta yang dimana akal di gunakan dalam setiap langkah yang berjalan, seumpama kuda yang di arah kan sehingga kuda tersebut tidaklah liar.

   Nah loh, masih mau bilang cintai lah aku dengan tulus, bukan dengan nafsu ???

   Semua ini hanya lah pendapat saya setelah saya melihat, mengamati dan merasakan, jika di antara teman - teman ada yang tidak setuju dan merasa tersinggung, silahkan beri komentar dan masukkan - masukkannya....

Share:

0 Komentar