Goresan Penyesalan

Dulu, kita terlalu muda untuk mengerti akan sebuah hubungan yang serius, menjalani hari demi hari, merangkai mimpi yang kita yakini akan berbuah kasih yang abadi,
Waktu itu, indah nya dirimu memancarkan keanggunan, dengan sifat pemalu mu, ku tanya kan akan sebuah ajakan membangun mahligai kebahagian bersama, kuberi pilihan lagu, isyrat jawabanmu, karena ku tahu, engkau takkan mampu menjawab pertanyaanku. Diluar dugaan ku, engkau yang semula ingin ku jodohkan
dengan sahabatku, malah berbalik menjadi kekasih hatiku.
Hadirmu di hidupku sungguh anugrah terindah, karena di tengah kekecewaan yang ku alami, engkau menjelma menjadi malaikat yang begitu membahagiakan hati. Ya, tak dapat ku sangkal, hadirmu menjadi pengobat gelisah hidupku.
Waktu terus beralalu, semakin lama, rasa semakin kian mengikat, menajadikan rindu walau selalu bertemu, bahagianya aku memilikimu.
Badai mulai menerjal, permintaan sahabatku untuk membantunya membuat hubunganku mulai retak, aku tak marah, karena ini lah salah ku, maaf kan ku yang telah menggoreskan luka di hati mu yang begitu indah. Semakin lama badai kian kuat menerpa, hingga mahligai itu roboh dan tak bisa di bangun kembali.
Seandainya ada waktu untuk mengulang, kan kulapisi dinding dengan kasih sayang yang tak akan pernah engkau lupa kan, agar ketika badai menghantam, takkan goyang apalagi hancur berantakkan.
Tapi, apa lah guna penyesalan, hanya menyisakkan kekesalan tak terselesaikkan.
Kini semua telah hilang, mimpi itu, harapan itu, terkubur bersama runtuhnya ikatan kasih sayang.
Apa lah daya ku, yang hanya seorang serba kekurangan, tak bisa menjanjikan berjuta2 kebahagian.
Maaf telah mejadi lembar yang buruk dalam sejarah hidup mu,,,
Aku pergi, dengan sejuta penyesalan akan ketidak berdayaanku mempertahankan dirimu......

Share:

0 Komentar